
Ketegangan geopolitik global terus meningkat. Konflik berskala regional di beberapa belahan dunia mulai menunjukkan eskalasi yang memicu kekhawatiran akan potensi pecahnya Perang Dunia ke-3.
Meskipun belum ada deklarasi resmi atau aliansi global besar yang secara langsung mengarah pada perang berskala global, indikator-indikator geostrategis dan militer saat ini cukup kuat untuk membuat dunia berada dalam kondisi siaga.
Pemicu Ketegangan Global yang Tak Bisa Diabaikan
Hubungan antara Amerika Serikat dan China, serta antara Rusia dan negara-negara NATO, mengalami ketegangan serius. Isu Taiwan, Laut China Selatan, serta konflik Ukraina, menjadi pusat friksi global.
Perlombaan militer dan investasi besar-besaran dalam pengembangan senjata nuklir dan teknologi pertahanan juga memperkeruh situasi. Strategi deterrence yang dulunya ampuh menjaga perdamaian kini justru menciptakan risiko salah perhitungan.
Kemunculan blok baru seperti BRICS+ (Brazil, Rusia, India, China, Afrika Selatan, dan negara mitra) menjadi penyeimbang dominasi Barat. Di sisi lain, NATO memperkuat eksistensinya dengan memperluas keanggotaan dan memperbesar anggaran pertahanan.
Apa yang Harus Diwaspadai oleh Masyarakat Dunia?
Jika perang besar benar-benar pecah, hal pertama yang akan terdampak adalah rantai pasok barang kebutuhan pokok. Impor pangan, energi, dan komoditas strategis seperti chip semikonduktor bisa terganggu.
Dampaknya? Inflasi ekstrem, kelangkaan bahan bakar, dan krisis ekonomi yang menyebar ke berbagai negara.
Bagaimana Sikap Masyarakat Sipil dan Pemerintah
Di era digital, informasi mudah dimanipulasi. Masyarakat perlu lebih waspada terhadap hoaks dan propaganda politik yang tersebar melalui media sosial. Ketegangan geopolitik sering dimanfaatkan untuk menyebar kepanikan atau agenda tersembunyi.
Bagi pemerintah, upaya diplomatik dan penguatan cadangan strategis menjadi sangat krusial. Ketahanan pangan, energi, serta kesiapan militer dan pertahanan siber perlu diperkuat.